Ini kisah nyata.
Menakutkan dan menyeramkan untuk tetap bertambah tua namun pikiran tetap tidak bertambah lebih dewasa. Oke, gue mau cerita tentang perlajaran yang gue dapetin akhir akhir ini di masa masa yang orang bilang masa yang paling indah yaitu SMA.
Pertama, Bisa dibilang gue adalah saksi yang baik dalam kisah cinta seorang remaja yang pertama kali mencoba "menjalin hubungan yang disebut pacaran" dan gue menyaksikan seorang "lelaki yang pernah memberi banyak mimpi" menyakitkannya, ironis sekali </3 Faktanya gue memberi pendapat bahwa "Cinta, apa yang manis sekarang belum tentu akan indah nantinya"
Kedua, Gue seperti biasanya menjadi korban dalam sebuah pujian kasar (re:ejekan) itu bukan sesuatu yang aneh untuk gue menerimanya, gue mengakuinya dan bahkan sudah terbiasa untuk mendapatkan sampai akhirnya gue sadar kalo ini semua latihan dasar buat gue untuk bener bener jadi orang kuat lahir batin.
Ketiga, Perubahan itu tidak semudah orang lain berkomentar tentang kita, semua butuh tahapan bahkan butuh kesabaran. Gue bingung kenapa banyak orang yang selalu menuntut orang lain untuk berubah sedangkan dirinya sebagai orang yang selalu benar dan seakan gak butuh 'perubahan' lucu. Gue juga bukan manusia 'benar' bukan juga manusia yang selalu menerima dikatakatan 'salah'. "Berubah bukan berarti anda akan menjadi selalu benar nantinya"
Keempat, Terkadang gue cukup capek untuk menjadi kuat untuk hal 'itu' tapi disisi lain gue gak mau akhirin semuanya dengan tindakan bodoh gue, hal 'itu' membuat gue selalu berfikir tentang resiko resiko yang akan gue terima nantinya kalo gue bertindak gegabah, gue cuma bisa sabar nunggu hal 'itu' menjadi yang gue harapkan, walaupun pada intinya gue gatau apa harapin itu untuk hal yang gue sebut 'itu'. Gue gapengen jadi manusia cengeng yang cuma bisa nangisin keadaan, tapi gue pengen jadi orang yang bisa menyelesaikan keadaan tapi itu gak semudah yang gue pikirin. Gue liat orang lain yang bisa jalaninnya dengan have fun, tapi kenapa gue selalu punya pikiran negatif. Semua terlalu monoton, gue bukan menjadi diri gue, gue terlalu menjadi orang lain untuk hal 'itu'
Keempat, Terkadang gue cukup capek untuk menjadi kuat untuk hal 'itu' tapi disisi lain gue gak mau akhirin semuanya dengan tindakan bodoh gue, hal 'itu' membuat gue selalu berfikir tentang resiko resiko yang akan gue terima nantinya kalo gue bertindak gegabah, gue cuma bisa sabar nunggu hal 'itu' menjadi yang gue harapkan, walaupun pada intinya gue gatau apa harapin itu untuk hal yang gue sebut 'itu'. Gue gapengen jadi manusia cengeng yang cuma bisa nangisin keadaan, tapi gue pengen jadi orang yang bisa menyelesaikan keadaan tapi itu gak semudah yang gue pikirin. Gue liat orang lain yang bisa jalaninnya dengan have fun, tapi kenapa gue selalu punya pikiran negatif. Semua terlalu monoton, gue bukan menjadi diri gue, gue terlalu menjadi orang lain untuk hal 'itu'
Sekian. Maaf ini postingan curhat, jangan dibaca dan jangan mengerti :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar